Jumat, 09 November 2012

Makna dan sejarah hari Pahlawan


Lumajang- pagi ini cuaca yang begitu cerah kembali mengunjungi bumi Lumajang tepat pada 10 November. Jika kita sejenak merenungkan kembali apa yang terjadai pada 10 November 1945 di kota Surabaya sungguh akan membuat kita bangga terhadap perjuangan ribuan anak bangsa untuk mempertahankan kemrdekaannya. Manisnya kemerdekaan yang baru beberapa bulan di nikmati akan diambil lagi oleh bangsa lain yang mana selama ini telah merenggut kebebesan dan kedaultan Republik Indonesia. Tentara sekutu dengan di domplengi oleh tentara Belanda yang akan melucuti senjata dari Jepang, pada hari ini 66 tahun yang lalu  mengultimatum rakyat Surabaya untuk meyerahkan senjatanya. Latarbelakang Sekutu mengeluarkan ultimatum adalah peristiwa tewasnya pimpinan tentara Sekutu untuk Jawa Timur yaitu Brigadir jenderal Mallaby. Mallaby tewas pada 30 Oktober, siapa pelaku penembakan terhadap Mallaby sampai sekarang pun masih belum diketahui identitasnya. Hal ini tentunya membuat sekutu geram dan mengeluarkan ultimatum agar penduduk kota Surabaya sesegera mungkin menyerahkan senjatanya dengan batas akhir 06.00 pagi.
Bagi rakyat Surabaya tentunya ini merupakan suatu penghinaan yang tiada terkira terhadap kedaulatan Republik Indonesia, mereka benar-benar kokoh dan tidak mau meyerahkan senjatanya. Pada pagi hari tepat 66 tahun yang lalu akhirnya tentara Sekutu yang merasa ultimatunya tidak di gubris segera menyerang kota Surabaya dari segala penjuru dengan mengerahkan 30.000 pasukan infanteri,  sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang. Semangat arek-arek Surabaya dan sekitarnya baik itu tukang becak, pedagang, petani dan tentara bahu-membahu untuk mempertahankan kemerdekaan dan melawan pasukan sekutu. Bahkan benar-benar di luar dugaan tentara sekutu, semangat areka-arek Surabaya yang terbakar karena pidato Bung Tomo yang meneriakkan pekik Allah Hu Akbar, tidak bisa di taklukan dengan mudah karena gelombang bantuan dari luar kota di Jawa Timur dari hari ke hari semakin besar. Dalam pertempuran Surabaya ini Para Kyai dan Ulama seperti Hasim Asy'ari, Wahab Hasbullah pun mengerahkan santri-santrinya untuk membantu perjuangan rakyat Surabaya.
Perjuangan rakyat Surabaya yang semula tidak terarah lama-lama menjadi koordinasi yang baik. Pertempuran di Surabaya ini menelan banyak korban jiwa baik dari tentara Indonesia maupun dari warga sipil, pertempuran ini akhirnya di kenang dan selalu diperingati setiap tahunnya sebagai hari Pahlawan.Semangat peristiwa yang terjadi 66 tahun yang lalu begitu terasa samapi detik ini. Oleh karena itu kita sebagai generasi muda akan terus mengenang dan meneruskan semangat itu dalam mengisi kemerdekaan bangsa ini. Para pendiri bangsa ini telah mengorbankan Jiwa dan raga demi kehidupan bebas sperti yang saat ini kita nikmati. Marilah bersama-sama kita teladani dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari sikap kepahlawanan mereka.
http://pedomannusantara.com/berita-1059-makna-dan-sejarah-hari-pahlawan.htm
 sebagai mahasiswa apa yang dapat saya lakukan untuk indonesia. Sebagai penyambung lidah rakyat,tonggak kelima demokrasi serta director of change harus dapat melakukan sesuatu untuk indonesia. Sebagai penyambung lidah rakyat kita dapat mengaspirasikan suara rakyat yang tak tersampaikan. sebagai tonggak kelima demokrasi,kita dapat mengawasi jalan pemerintahan di Indonesia. Sebagai director of change kita dapat melakukan perubahan yang lebih baik un tuk indonesia.
Jaya Indonesiaku...
Merdeka.....