Jumat, 07 Desember 2012

Hormon Gas Etilen pada tumbuhan


ETILEN




  1. Pengertian
    Hormon adalah salah satu diantara banyak jenis sinyal kimiawi yang beredar pada semua organisme multiseluler yang dibentuk dalam sel-sel terspesialisasi, yang berkelana dalam cairan tubuh, dan mengkoordinasikan berbagai bagian organisme dengan cara berinteraksi dengan sel-sel target. Sedangkan etilen merupakan satu-satunya hormon tumbuhan berwujud gas, bertanggungjawab atas pematangan buah-buahan, penghambatan pertumbuhan, gugur daun, dan penuaan.
    Menurut Shirsat et al. 1999, etilen merupakan zat pengatur tumbuh yang dapat merangsang perkembangan tanaman. Tanaman yang diberi perlakuan etilen dapat mengalami gutasi, gumosis atau perlakuan lateks (Abeles, 1973). Agrios (2004) juga menyatakan bahwa etilen mampu merangsang pembentukan fitoaleksin dan sintesis atau aktivitas beberapa enzim yang berperan dalam meningkatkan pertahanan tanaman terhadap infeksi. Etilen juga merupakan senyawa volatil (mudah menguap) yang dibebaskan ketika terjadi proses pematangan. Etilen baru dapat menunjukan peranannya setelah terikat dengan bagian reseptor dari enzim.

     
  2. Sejarah Penemuan
    Seorang ahli fisiologi
    berkebangsaan Rusia, Dimitry N Neljubow (1876-1926), adalah orang pertama yang menyatakan bahwa etilen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan.
    Pada tahun 1901, ia mencirikan etilen didalam gas bercahaya dan menunjukan behwa etilen menyebabkan tiga respon pada kecambah kapri, yaitu terhambatnya pemanjangan batang, semakin menebalnya batang dan munculnya kebiasaan untuk tumbuh mendatar. Selanjutnya, perluasan helai daun terhambat serta pembukaan normal bengkokan epipotil terlambat.

     
  3. Struktur Kimia
    Struktur kimia etilen sangat sederhana yaitu terdiri dari 2 atom karbon (C) dan 4 atom hidrogen (H). Dengan rumus kimia C2H4.
    Etilen diformulasikan dengan senyawa-senyawa lain, membentuk formula misalnya etepon. Etepon adalah zat pengatur pertumbuhan tanaman yang bekerja secara sistemik. Etepon dapat terdekomposisi menjadi etilen, fosfat dan ion klorida saat dilarutkan dalam air pada pH diatas 4-5. Menurut Haryati (2003) pemberian Etepon dapat merangsang pembungaan tanaman nanas sehingga tanaman nanas dapat berbuah lebih cepat daripada tanaman yang tidak diberi Etepon. Selain itu, penggunaan 2,5% (Dey et al. 2004) atau 2,02 % Etepon (Nurkholis 2005) pada tanaman karet dapat meningkatkan hasil lateks. Sedangkan LET 200 (etilen dalam bentuk gas) dapat meningkatkan produksi karet kering sangat
    nyata (Junaidi et al. 2007).

 
  1. Organ atau Tempat Sintesis Hormon
    Hormon etilen berbeda dengan hormon tumbuhan lainnya kerena hormon etilen berwujud gas. Etilen berdifusi kedalam tumbuhan melalui ruangan udara di antara sel-sel. Etilen yang terlarut dapat masuk dari satu sel ke sel lain melalui simplas.


  1. Sintesis Etilen
    Produksi etilen oleh berbagai macam organisme sering mudah dilacak dengan kromatografi gas, sebab molekulnya dapat diserap dari jaringan dalam keadaan hampa udara dan juga karena kromatografi gas sangat peka. Hanya beberapa jenis bakteri yang dilaporkan menghasilkan etilen, dan belum diketehui adanya ganggang yang mensintesis etilen. Etilen biasanya berpengaruh kecil pada pertumbuhan organisme tersebut.
    Sesungguhnya, semua bagian dari semua tumbuhan berbiji menghasilkan etilen. Pada kecambah, apeks tajuk merupakan tapak produksi yang penting. Buku pada batang kecambah dikotil menghasilkan jauh lebih banyak etilen dari pada ruasnya, dengan perbandingan bobot jaringan yang sama.

 
  1. Fungsi Hormon
    Di dalam proses fisiologis, etilen mempunyai peranan penting. Wereing dan Philips (1970) telah mengelompokan pengaruh etilen dalam fisiologi tanaman sebagai berikut :
  • mendukung respirasi climacteric dan pematangan buah
  • mendukung epinasti
  • menghambat perpanjangan batang (elengation growth) dan akar pada beberapa spesies tanaman walaupun etilen ini dapat menstimulasi perpanjangan batang, coleoptyle dan mesocotyle pada tanaman tertentu, misalnya Colletriche dan padi.
  • Menstimulasi perkecambahan
  • Menstimulasi pertumbuhan secara isodiametrical lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan secara longitudinal
  • Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar
  • Mendukung terjadinya abscission pada daun
  • Mendukung proses pembungaan pada nanas
  • Mendukung adanya flower fading dalam persarian anggrek
  • Menghambat transportasi auksin secara basipetal dan lateral

 
  1. Hubungan dengan Hormon lain
    Auksin dosis tinggi atau konsentrasi auksin yang tinggi merangsang atau menyebabkan terbentuknya etilen. Tetapi kehadiran etilen menyebabkan rendahnya konsentrasi auksin di dalam jaringan. Kelebihan etilen juga dapat menghalangi pertumbuhan, menyebabkan gugur daun atau membunuh tanaman.
Hubungannya dengan konsentrasi auksin, hormon tumbuh ini menentukan pembentukan protein yang diperlukan dalam aktifitas pertumbuhan, sedangkan rendahnya konsentrasi auksin, akan mendukung protein yang akan mengkatalisasi sintesis etilen dan prekursor.
dari http://mitrapustaka.blogspot.com/2010/07/etilen.html(tanggal akses 8desember 2012)

asam absisat

Asam absisat
Asam absisat
Asam [S-(Z,E)]-5-(1-Hidroksi-2,6,6 -trimetil-4-okso-2-sikloheksen-1-il)-3-metil-2,4-pentanadienoat[1]
Identifikasi
Singkatan
ABA
[21293-29-8]
O=C1\C=C(/[C@](O)(\C=C\C(=C/C(=O)O)C)C(C)(C)C1)C
1/C15H20O4/c1-10(7-13(17)18)5-6-15(19)11(2)8-12(16)9-14(15,3)4/h5-8,19H,9H2,1-4H3,(H,17,18)/b6-5+,10-7-/t15-/m1/s1
Sifat
C15H20O4

120 °C (menyublim)
sangat larut dalam aseton, EtOH dan CHCl3
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa)
Asam absisat adalah molekul seskuiterpenoid (memiliki 15 atom karbon) yang merupakan salah satu hormon tumbuhan. Selain dihasilkan secara alami oleh oleh tumbuhan, hormon ini juga dihasilkan oleh alga hijau dan cendawan. Hormon ini ditemukan pada tahun 1963 oleh Frederick Addicott. Addicott berhasil mengisolasi senyawa abscisin I dan II dari tumbuhan kapas. Senyawa abscisin II kelak disebut dengan asam absisat, disingkat ABA. Pada saat yang bersamaan, dua kelompok peneliti lain yang masing-masing dipimpin oleh Philip Wareing dan Van Steveninck juga melakukan penelitian terhadap hormon tersebut.

Fungsi Pada tanaman kapas yang tahan kadar garam tinggi ditemukan adanya peningkatan konsentrasi ABA pada bagian akar, daun, dan xilem.
Asam absisat berperan penting pemulaian (inisiasi) dormansi biji. Dalam keadaan dorman atau "istirahat", tidak terjadi pertumbuhan dan aktivitas fisiologis berhenti sementara. Proses dormansi biji ini penting untuk menjaga agar biji tidak berkecambah sebelum waktu yang tidak dikehendaki. Hal ini terutama sangat dibutuhkan pada tumbuhan tahunan dan tumbuhan dwimusim yang bijinya memerlukan cadangan makanan di musim dingin ataupun musim panas panjang.
Tumbuhan menghasilkan ABA untuk maturasi biji dan menjaga biji agar berkecambah di musim yang diinginkan.
ABA juga sangat penting untuk menghadapi kondisi cekaman lingkungan, seperti kekeringan. Hormon ini merangsang penutupan stomata pada epidermis daun dengan menurunkan tekanan osmotik dalam sel dan menyebabkan turgor sel. Akibatnya, kehilangan cairan tanaman yang disebabkan oleh transpirasi melalui stomata dapat dicegah. ABA juga mencegah kehilangan air dari tubuh tumbuhan dengan membentuk lapisan epikutikula atau lapisan lilin. Selain itu, ABA juga dapat menstimulasi pengambilan air melalui akar. Selain untuk menghadapi kekeringan, ABA juga berfungsi dalam menghadapi lingkungan dengan suhu rendah dan kadar garam atau salinitas yang tinggi. Peningkatan konsentrasi ABA pada daun dapat diinduksi oleh konsentrasi garam yang tinggi pada akar.. Dalam menghadapi musim dingin, ABA akan menghentikan pertumbuhan primer dan sekunder Hormon yang dihasilkan pada tunas terminal ini akan memperlambat pertumbuhan dan memicu perkembangan primordia daun menjadi sisik yang berfungsi melindungi tunas dorman selama musim dingin.. ABA juga akan menghambat pembelahan sel kambium pembuluh.
Biosintesis
Biosintesis ABA dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan karotenoid, suatu pigmen yang dihasilkan oleh kloroplas. Ada dua jalur metabolisme yang dapat ditempuh untuk menghasilkan ABA, yaitu jalur asam mevalonat (MVA) dan jalur metileritritol fosfat (MEP). Secara tidak langsung, ABA dihasilkan dari oksidasi senyawa violaxanthonin menjadi xanthonin yang akan dikonversi menjadi ABA. Sedangkan pada beberapa jenis cendawan patogenik, ABA dihasilkan secara langsung dari molekul isoprenoid C15, yaitu farnesil difosfat.
Transportasi dalam tubuh tumbuhan
Pengangkutan hormon ABA dapat terjadi baik di xilem maupun floem dan arah pergerakannya bisa naik atau turun. Transportasi ABA dari floem menuju ke daun dapat dirangsang oleh salinitas (kegaraman tinggi). Pada tumbuhan tertentu, terdapat perbedaan transportasi ABA dalam siklus hidupnya. Daun muda memerlukan ABA dari xilem dan floem, sedangkan daun dewasa merupakan sumber dari ABA dan dapat ditranspor ke luar daun
 
Hubungan Hormon Asam Absisat dengan Hormon Giberelin
Telah diketahui bahwa fungsi dari asam absisat ini adalah sebagai inhibitor atau faktor pertumbuhan pada pertumbuahan tumbuhan dan memicu dormansi biji sedangkan fungsi dari giberelin adalah menghentikan proses dormansi pada biji. Hal ini jelas berlawanan jauh. Namun terjadi sebuah hubungan yang saling membantu pada fungsi tiap hormon ini. Pada saat kondisi lingkungan tidak menguntungkan untuk terjadinya perkecambahan, asam absisat berperan besar dalam memicu penutupan stomata sehingga perkecambahan di istirahatkan. Setelah lingkungan mulai memungkinkan untuk perkecambahan, giberelin mengambil peran untuk menghentikan tugas asam absisat dan mulai melakukan tugasnya seperti memicu pertumbuhan bunga dan juga akar.

Rabu, 05 Desember 2012

Bekantan Sang Appendix yang Terlupakan

B E K A N T A N
(Nasalis larvatus)

Bekantan merupakan salah satu jenis satwa liar yang dilindungi Undang-undang. Penyebaran satwa ini sangat terbatas dan untuk kelangsungan hidupnya memerlukan kondisi tertentu. Dibawah ini diuraikan secara singkat mengenai apa dan bagaimana satwa ini, sehingga kita dapat melangkah untuk menjaga kelestariannya.
Nama-Latin : Nasalis larvatus
Nama-Inggris : Proboscis Monkey
Status : Dilindungi berdasarkan Ordonansi Perlindungan Binatang Liar Tahun 1931 No. 134 dan No. 266 jo UU No. 5 Tahun 1990. Berdasarkan Red Data Book termasuk dalam kategori genting, dimana populasi satwa berada di ambang kepunahan.
Di Kalimantan , jenis kera ini dikenal juga dengan nama Kera Belanda, Pika, Bahara Bentangan, Raseng dan Kahau. Satwa ini merupakan Maskot Propinsi Dati I Kalimantan Selatan (SK Gubernur Kalsel No. 29 Tahun 1990 tanggal 16 Januari 1990).
Penyebaran
Bekantan merupakan kera endemik yang hanya hidup di Kalimantan Selatan, terutama di pinggiran hutan dekat sungai, hutan rawa gambut, hutan rawa air tawar, hutan bakau dan kadang-kadang sampai jauh masuk daerah pedalaman.
Ciri khas
Seperti primata lainnya, hampir seluruh bagian tubuhnya ditutupi oleh rambut (bulu), kepala, leher, punggung dan bahunya berwarna coklat kekuning-kuningan sampai coklat kemerah-merahan, kadang-kadang coklat tua. Dada, perut dan ekor berwarna putih abu-abu dan putih kekuning-kuningan.
Perbedaan antara jantan dan betina
  • Jantan
: Rambut pipi bagian belakang berwarna kemerah-merahan, bentuk hidung lebih mancung
  • Betina
: Rambut pipi bagian belakang berwarna kekuning-kuningan, bentuk hidung lebih kecil
Behaviour / Tingkah laku
Masa kehamilan 166 hari atau 5-6 bulan dan hanya melahirkan 1 (satu) ekor anak. Setelah berumur 4-5 tahun sudah dianggap dewasa. Bekantan hidup berkelompok/sub kelompok. Masing-masing kelompok dipimpin oleh seekor Bekantan jantan yang besar dan kuat. Biasanya dalam satu kelompok berjumlah sekitar 10 sampai 20 ekor.
Bekantan aktif pada siang hari dan umumnya dimulai pagi hari untuk mencari makanan berupa daun-daunan dari pohon rambai/pedada (Sonneratia alba), ketiau (Genus motleyana), beringin (Ficus sp), lenggadai (Braguiera parviflora), piai (Acrostiolum aureum), dan lain-laian.
Pada siang hari Bekantan menyenangi tempat yang agak gelap/teduh untuk beristirahat. Menjelang sore hari, kembali ke pinggiran sungai untuk makan dan memilih tempat tidur. Bekantan pandai berenang menyeberangi sungai dan menyelam di bawah permukaan air.
Lokasi untuk melihat Bekantan
No.LokasiJarak dari Banjarmasin
1
SM Pleihari Tanah laut± 80 Km
2
SM Pleihari Martapura
(satu lokasi dengan THR Sultan Adam)
± 70 Km
3
CA Pulau Kaget± 2 jam dengan perahu motor/kelotok
4
CA Gunung Kentawan± 160 Km
5
CA Selat Sebuku dan Teluk Kelumpang± 276 Km ke Batulicin dilanjutkan dengan speed boat menuju Teluk Kelumpang ± 4 jam
6
TNA Pulau Kembang10-30 menit dengan perahu motor/speed boat
Kita dapat juga melihat di pinggiran Sungai Barito, Sungai Negara, Sungai Paminggir dan Sungai Tapin. Di sekitar Banjarmasin dapat dilihat di Pulau Kaget dan Pulau Kembang.
Peraturan perundangan yang Berlaku
Undang-undang No. 5 Tahun 1990 pasal 21 ayat 2 menyatakan bahwa:
- setiap orang dilarang untuk :
  1. menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup.
  2. menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati.
  3. mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain ke dalam atau keluar Indonesia.
  4. memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian satwa tersebut atau mengeluarkan dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia.
  5. mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki telur dan/atau sarang satwa yang dilindungi.



Ketentuan pidana
  1. Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan pasal 21 ayat 2 tersebut di atas, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
  2. Barang siapa karena kelalaiannya melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat 2 tersebut di atas, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Universitas Tanjungpura

Universitas Tanjungpura

Universitas Tanjungpura
Jenis Universitas Negeri
Rektor Prof. Dr. Thamrin Usman, DEA
Lokasi Kota Pontianak, Indonesia
Situs web www.untan.ac.id
Untan lambang.jpg
     Universitas Tanjungpura atau disingkat sebagai UNTAN merupakan universitas negeri di kota Pontianak, Indonesia. Lokasi kampus UNTAN berada di kota Pontianak dan dengan mudah dapat dikenali dari adanya Tugu Digulis yang berada di muka kampus. Tugu Digulis ini dikenal juga sebagai Bundaran UNTAN.
     Universitas Tanjungpura didirikan pada tanggal 20 Mei 1959 dengan nama Universitas Daya Nasional di bawah naungan Yayasan Perguruan Tinggi Daya Nasional sebagai sebuah universitas swasta. Pendiri lembaga tersebut merupakan tokoh-tokoh politik dan pemuka masyarakat Kalimantan Barat. Pada saat berdiri universitas ini memiliki dua fakultas yaitu Fakultas Hukum dan Fakultas Tata Niaga. Para tenaga pengajar pada masa-masa tersebut adalah para sarjana dan sarjana muda yang terdapat di daerah Kalimantan Barat.
     Status UNTAN berubah menjadi universitas negeri berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 53 Tahun 1963 Tanggal 16 Mei 1963. Namun tanggal peringatan penetapan status universitas negeri ditetapkan 20 Mei 1963 dengan nama Universitas Negeri Pontianak dan ditandai pula dengan dibukanya dua fakultas baru yaitu Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik serta perubahan nama Fakultas Tata Niaga menjadi Fakultas Ekonomi.
     Sejalan dengan situasi politik RI tahun 1965, nama universitas diubah menjadi Universitas Dwikora (berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 278 Tahun 1965 tanggal 14 September 1965), sekaligus menandai pembukaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol).
Akhirnya nama Universitas Dwikora berganti lagi menjadi Universitas Tanjungpura (UNTAN), berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 171 Tahun 1967. Nama Universitas Tanjungpura ini berasal dari nama Kerajaan Tanjungpura. Hingga saat ini, UNTAN memiliki sembilan Fakultas dengan jenjang pendidikan hingga Strata Dua (S2).

Fakultas
Fakultas-fakultas yang terdapat di Universitas Tanjungpura terdiri atas delapan fakultas, yaitu Fakultas Hukum, Ekonomi, Pertanian, Teknik, Ilmu Sosial dan Politik, Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Kehutanan, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

Fakultas Hukum
     1. Ilmu Hukum

Fakultas Ekonomi

  1. Manajemen
  2. Akuntansi 
  3. Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Fakultas Pertanian

  1. Manajemen Agribisnis
  2. Agroteknologi
  3. Sosial Ekonomi Pertanian
  4. Budidaya Tanaman Perkebunan

Fakultas Teknik

  1. Teknik Elektro
  2. Teknik Informatika
  3. Teknik Industri
  4. Teknik Sipil
  5. Teknik Arsitektur
  6. Teknik Lingkungan

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

  1. Ilmu Administrasi
  2. Ilmu Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

  1. Ilmu Pendidikan
  2. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
  3. Pendidikan Matematika dan IPA
  4. Pendidikan Bahasa Inggris
  5. Pendidikan Dasar
  6. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 
  7. Pendidikan Bahasa Mandarin

Fakultas Kehutanan

  1. Kehutanan

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

  1. Matematika
  2. Fisika
  3. Kimia
  4. Biologi
  5. Sistem Komputer 
  6. Kelautan 

Fakultas Kedokteran

  1. Pendidikan Dokter
  2. Farmasi
  3. Ilmu Keperawatan

Sistem Saraf



SISTEM SARAF PADA AVERTEBRATA
Tidak semua Avertebrata memilikisistem saraf. Hewan yang tergolongProtozoa dan Porifera tidak memilikisistem saraf. Setiap sel penyusun tubuhhewan tersebut mampu mengadakanreaksi terhadap stimulus yang diterimadan tidak ada koordinasi antara satu seldengan sel tubuh lainnya. Hewan berselsatu seperti
Amoeba dan Paramaecium
meskipun tidak mempunyai urat saraf tapi protoplasmanya dapat melakukansegala kegiatan sebagai mahkluk hidupseperti iritabilitas, bergerak dan penyesuaian diri terhadaplinngkungannya.
Sistem saraf pada Coelenterata
Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra,ubur-ubur dan Anemon laut padaMesoglea yang terletak diantaraepidermis (ektoderm) dan gastrodermis(endoderm) terdapat sistem saraf diffuskarena sel-sel saraf masih tersebar saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala yang disebut saraf jala. Sistem saraf ini terdiri atas sel-sel saraf berkutub satu, berkutub dua, dan berkutub banyak yangmembentuk sistem yang saling berhubungan seperti jala. Meskipundemikian impuls dari satu sel ke sel yanglainnya lewat melalui sinaps. Saraf jalasudah merupakan sistem sinaps tapitidak mempunyai cirri-ciri sinaps.
Sistem saraf pada Echinodermata
Sistem saraf pada Echinodermata masihmerupakan sistem saraf primitif.Meskipun sel-sel saraf tersusun dalam bentuk cincin saraf sekeliling ronggamulut dan mempunyai cabang ke tiaplengan, tetapi susunan saraf didalamnyamasih diffus seperti jala belum ada pengelompokan dalam ganglion. Sel-selsaraf berhubungan (innervasi) dengankaki pembuluh, duri dan lain-lain.Gbr. Echinodermata dan bagian- bagiannyaMeskipun sistem saraf Echinodermatamasih diffus seperti pada Coelenteratatapi sudah mempunyai struktur tertentudan fungsinya sudah lebih maju.Terdapat sel saraf motorik, sel saraf sensorik dan telah ada refleks.Pada bintang laut terdapat cincin saraf dalam cakram. Pada tiap penjulurantubuhnya terdapat saraf radial pada sisiventral. Saraf ini bercabang-cabanghalus banyak sekali. Tiap saraf radial berakhir sebagai sebuah mata pada tiap penjuluran tubuh.
Sistem saraf pada Platyhelminthes
Platyhelminthes sudah memiliki sistemsaraf pusat dan sistem saraf tepi. Sel-selsaraf pada cacing pipih terkonsentrasimenjadi sebuah ganglion dengan dualobus di bagian muka yang disebutdengan ganglion kepala atau otak  primitif. Dari ganglion kepala terdapatdua tali saraf memanjang ke belakangtubuhnya membentuk seperti tangga.Karena itu disebut saraf tangga tali.Sistem saraf tepi terdiri atas saraf-saraf
yang tersusun secara transversal ataumelintang yang menghubungkan talisaraf dengan saraf-saraf yang lebih kecilyang terletak tersebar di semua bagiantubuh. Ganglion kepala mempunyai peran sebagai pusat sensoris yangmenerima impuls dari titik mata danreseptor lainnya pada kepala. Ganglionkepala tidak mempunyai peran untuk mengkoordinasi aktifitas otot.Gbr. Platyhelmintes dan bagian- bagiannya
Sistem saraf pada Arthropoda
Sistem saraf pada arthropodamempunyai struktur bilateral seperti pada cacing tanah, dan Mollusca primitif. Perkembangan yang kompleks pada otak arthropoda sangat berbeda darispesies ke spesies tapimpada dasarnyamempunyai tiga bagian yaitu protoserebrum, deuteroserebrum dantritoserebrum. Pada arthropoda otak merupakan stasiun relay sensorik danmempunyai pengaruh untuk mengontrolganglia segmental yang lebih rendahseperti pada toraks dan abdomen.Ganglia segmental pada hewan inimerupakan pusat refleks lokal.Laba-laba mempunyai ganglion-ganglion ventral bersatu denganganglion dorsal, dan membentuk sebuahmassa saraf yang ditembus oleh esofagusdan mengeluarkan banyak cabang.Ganglion dorsal itu sering disebut otak.Alat perasa yang pokok berupa 8 buahmata sederhana.Pada udang terdapat otak disebuahdorsal, dengan dua buah penghubungsirkumesofageal dan sebuah rantaiganglion-ganglion di sebelah ventral.Ganglion ventral pertama besar  berhubungan dengan beberapa persatuanganglion. Saraf bercabang dari otak dankorda ventral.Gbr. Udang (klas Crustacea) dan bagian- bagiannyaPerasa sentuhan dan perasa kimia(pembau dan peraba) pada hewan inisangat kuat, dan organ-organnyaterdapat pada alat-alat tambahananterior. Ada 2 buah mata majemuk yang tersususn dari banyak unit optik yang disebut ommatidium. Tiap matamajemuk itu terdapat pada sebuahtangkai. Organ keseimbangan, statokis,terdapat pada dasar antenul-antenul.Belalang mempunyai sebuah otak dorsalatau juga disebut ganglion serebral yang bilobus. Otak dorsal itu disatukandengan korda ventral oleh dua penghubung sikumesofageal. Dalamkorda ventral terdapat 3 buah gangliontoraksis dan 5 buah ganglionabdominalis. Cabang-cabang saraf keluar dari sistem saraf sentral.Gbr. Belalang (klas Insecta) bagian- bagiannya

Antena dan palpus mungkinmengandung alat-alat (akhir saraf) untuk meraba,merasa, dan membau sesuatu.Sebuah membrana tympani terdapat pada permukaan segmen abdomen pertama. Membrana tympani itu terlibatatau terbawa serta dalam mendeteksisuara. Pada sayap dan kaki belalangsering terdapat alat-alat untuk membuatsuara. Belalang mempunyai 2 buah matamajemuk yang besar-besar, terdiri dariommatidia. Di samping itu ada 3 oselliatau 3 buah mata sederhana
Sistem Saraf Pada Annelida
Pada hewan Polychaeta terdapatganglion serebral atau ganglionsupraesofageal dapat juga disebutsebagai otak yang terletak di sebelahdorsal kepala. Ganglion supraesofagealitu dihubungkan dengan ganglionsubesofageal oleh 2 buah saraf sirkumesofageal. Dari ganglionsubesofageal itu mengalir ke belakangsebatang saraf ventral. Dalam setiapmetamer atau segmen batang saraf ventral itu membuat tonjolan sebagaisegmen ganglion. Batang saraf ventral bercabang-cabang lateral.Palpus dan tentakel pada hewan inimerupakan indera yang menerima saraf dari ganglion supraesofageal. Terdapatmata sederhana sebanyak 4 buah. Matasederhana itu terdiri dari kornea, lensa,dan retina sehingga analog dengan mata pada vertebrata.Gbr. Annelida dan bagian-bagiannya
Sistem saraf pada Oligochaeta
berupasebuah ranting ganglion ventral, tiapsegmen dengan satu rantai, mulai darisegmen ke-4. di samping iti ada ganglionsuprafaringeal anterior yang juga disebutotak yang terletak dalam segmen ke-3.tali korda saraf di sekitar faringmenghubungkan otak dengan ganglionventral pertama. Dalam tiap metamer terdapat 3 pasang saraf yang berasal daritali saraf ventral tersebut. Di dalam kulitcacing tanah terdapat organ-organsensoris yang sensitive terhadapsentuhan dan cahaya.Pada cacing tanah sudah mempunyai perkembangan sistem saraf yang lebihmaju yaitu telah terbentuknya gangliayang segmental sepanjang tubuhnya.Ganglion supraoesofagus yang disebut juga otak fungsinya masih tetap sebagaisebuah stasiun relay sensoris darireseptor yang peka terhadap cahaya,sentuhan, dan zat kimia pada permukaantubuh disekitarnya (bagian muka).Hewan ini mempunyai ganglion padatiap ruas tubuhnya. Ganglia segmental

tersebut dihubungkan dengan tali saraf ventral. Tiap ganglion mempunyaifungsi sebagai pusat yang menerimaimpuls dari saraf sensorik dari reseptor kulit yang ada disekitarnya. Selain ituterdapat serabut saraf berukuran besar yang menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas berkontraksi bersama-sama.
Sistem saraf Mollusca
Pada tiram terdapat 3 pasang ganglion,sepasang dekat esophagus, sepasangdalam kaki, dan sepasang dekat ujung posterior massa visceral. Ganglion-ganglion itu dihubungkan satu denganyang lain dengan serabut-serabutlongitudinal dan yang anterior juga olehserabut-serabut transversal.Sel-sel sensori, mungkin peka terhadapsentuhan dan cahaya, terdapat disepanjang batas mantel. Organ untuk mendeteksi gangguan keseimbanganterdapat pada tiram. Organ perasakurang berkembang dibandingkananggota molluska lainnya.Gbr. Bekicot (klas Gastropoda) dan bagian-bagiannyaPada bekicot, saraf-saraf ganglion secara rapat berpasangansebagai saraf serebral (dorsal dari faringdan bukal), saraf kaki, saraf jeroan.Saraf-saraf dari ganglia itu melanjutkeseluruh sistem organ.Pada ujung tiap tentakel posterior (panjang) terdapat sebuah mata dengankornea, lensa dan retina dan mungkin juga organ pencium (olfaktorius). Di bawah ganglia kaki terdapat sepasangstatokis, yaitu organ keseimbangan,masing-masing mengandung benda- benda berkapur, silia dan sel-sel peraba.Dalam lapisan epidermis kepala dan kakiterdapat pula struktur peraba.Pada gastropoda, serebral atau ganglionsuboeofagus mempunyai peran untuk mengontrol ganglia yang lebih bawah.Aktifitas refleks atau gerakan padahewan ini dikontrol oleh aktifitas 4 pasang ganglion yaitu ganglia serebral, pedal, pleural, dan viseral. PadaCephalopoda (cumu-cumi, gurita)terdapat otak yang kompleks karenaadanya penggabungan berbagai gangliayang letaknya mengelilingi oesofagus.Karena itu otaknya mempunyai bagiansupraoesofagus dan suboesofagus. Pada bagian suboesofagus terdapat pusat pernafasan untuk inspirasi dan ekspirasi.Selain itu terdapat pula bagian yangtermasuk ganglia pedal dan branchialyang mengontrol lengan dan tentakel.Sedangkan bagian otak supraoesofagus berisi pusat motorik, pusat sensorik utama yang berupa lobus untuk pembau,dan kompleks dorsal vertikal.Gbr. Cumi-cumi (klas Cephalopoda) dan bagian-bagiannya
http://htmlimg1.scribdassets.com/6z3tkl9pkwye9c7/images/4-f3d848321a.jpg
 
SISTEM SARAF PADA VERTEBRATA
Sistem saraf Pisces
Ikan perak mempunyai otak yang pendek. Lobus olfaktorius, hemisfer serebral, dan diensefalon kecil, sedanglobus optikus dan serebellum besar. Ada10 pasang saraf kranial. Korda saraf tertutup dengan lengkung-lengkungneural sehingga mengakibatkan saraf spinal berpasangan pada tiap segmentubuh.Terdapat pada ikan bertulang menulangyaitu saku olfaktoris pada moncongdengan sel-sel yang sensitif terhadapsubstansi yang larut dalam air, kuncup perasa di sekitar mulut. Mata lebar mungkin hanya jelas untuk melihatdekat, tetapi dapat digunakan untuk mendeteksi benda-benda yang bergerak diatas permukaan air atau di daratdidekatnya. Telinga dalam dengan 3saluran semisirkular, dan sebuah otolituntuk keseimbangan. Ikan tidak mempunyai telinga tengah jadi tidak adagendang telinga. Oleh sebab itu, vibrasiatau suara diterima dan diteruskanmelalui kepala atau tubuh. Garis lateraltubuh mempunyai perluasan di daerahkepala dan berguna untuk mendeteksi perubahan tekanan arus air (sepertimenghindar dari batu-batuan). Garislateral itu diinervasi oleh saraf kranial keX (N. vagus),oleh sebab itu beberapaahli berpendapat bahwa telinga tengah pada vertebrata air berasal sama sepertigaris lateral.
Sistem saraf Amphibi
Otak terbagi atas lima bagian danserebellum merupakan bagian yangterkecil. Ada 10 saraf kranial. Tiga saraf  pertama membentuk pleksus brakeal.Saraf ke-7, ke-8, dan ke-9 membentuk  pleksus iskiadikus.Mata dengan kelopak mata atas dankelopak mata bawah, dan ada lagikelopak mata yang ketiga yangtransparan (membran niktitans). Matadigerakkan oleh 6 otot, yaitu oto-ototsuperior, inferior, rektus internal, rektuseksternal, oblikus interior, dan oblikussuperior.Telinga dengan organ pendengar dankeseimbangan yang berupa 3 szlurznsemisirkular, yaitu vertikal anterior,vertikal posterior, dan horizontal.Membran timpani (dalam telinga tengah,tetapi tidak ada telinga luar), membawaimplus-implus ke kolumella (tulang tipisdalam telinga tengah yang memancarkanimplus-implus melalui stapes ke koklea).
Sistem saraf Reptil
Gbr. Reptil dan bagian-bagiannyaOtak dengan dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer serebral, 2 lobusoptikus, serebellum, medulla oblongatayang melanjut ke korda saraf. Di bawahhemisfer serebral terdapat traktusoptikus dan syaraf optikus,infundibulum, dan hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf kranial. Pasangan- pasangan syaraf spinal menuju ke somit-somit tubuh.
http://htmlimg4.scribdassets.com/6z3tkl9pkwye9c7/images/5-a3141f6929.jpg
 
Pada lidah terdapat kuncup-kuncup perasa, dan terdapat organ pembau padarungga hidung. Mata dengan kelenjar air mata. Telinganya seperti telingavertebrata rendah. Saluran auditorieksternal tertutup kulit, dengan membrantympani. Telinga dalam dengan tigasaluran semi sirkular untuk mendengar.Dari ruang tympani ada saluraneustachius dan bermuara dalam faring di belakang hidung dalam.Sistem saraf AvesBentuk otak dan bagian-bagiannyatipikal pada burung. Lobus olfaktoriuskecil, serebrum besar sekali. Padaventro-kaudal serebrum terletak serebellum dan ventral lobusoptikus.lubang telinga nampak dari luar,dengan meatus auditoris eksternal teruskemembran tympani (gendang telinga).Telinga tengah dengan saluran-saluransemi sirkulat terus ke koklea.Pendengaran burung dara sangat baik.Dari telinga tengah ada saluraneustachius menuju ke faring dan bermuara pada langit-langitt bagian belakang.Hidung sebagai organ pembau dimulaidengan dua lubang hidung yang berupacelah pada dorsal paruh. Indra pencium pada burung kurang baik. Mata besar dengan pekten yaitu sebuah membran bervaskulasi dan berpikmen yangmelekat pada mangkuk optik, danmelanjut kedalam humor vitreus. Syaraf optik memasuki sklera mata di tempatyanag disebut bingkai skleral. Matadengan kelenjar air mata. Penglihatanterhadap warna sangat tajam dan cepat berakomodasi pada berbagai jarak.
Sistem saraf Mammalia
Cerebrum besar jika dibandingkandengan keseluruhan otak. Serebelum juga besar dan berlobus lateral 2 buah.Lobus optikus ada 4 buah. Setiap bagianlateralnya dibagi oleh alur transversalmenjadi lobus anterior dan posterior.Mempunyai telinga luar. Gelombangsuara disalurkan melalui meatus auditorieksternal ke membran tympani. Telingatengah mengandung 3 buah osikelauditori. Koklea agak berkelok. Matatidak mengandung pekten (seperti yangterdapat pada burung). Di bandingdengan vertebrata yang lebih rendah,maka pada kelinci membran olfaktorilebih luas, organ pembau lebih efektif,karena membran olfaktori itu lebih luas.Hal itu disebabkan karena papan-papantulang dalam rongga hidung bergulung-gulung membentuk kurva.Gbr. Reptil dan bagian-bagiannya
http://htmlimg4.scribdassets.com/6z3tkl9pkwye9c7/images/6-4d068bfb36.jpg


MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS MELALUI SINAPSIS
penghantaran impuls pada sel saraf


Dalam sel saraf terjadi proses penghantaran impuls secara konduksi. Apabila tidak ada rangsang maka sel saraf disebut dalam keadaan istirahat. Dalam keadaan ini saraf tidak menghantarkan impuls. Membran luar sel saraf bermuatan positif karena kelebihan kation atom Na+. Membran dalam sel saraf bermuatan negatif karena banyak ion K+ yang keluar akson.

Keadaan seperti ini disebut polarisasi. Terjadinya kondisi demikian karena peran pompa Na – K dan sifat membran akson yang lebih permeabel terhadap K+ dan kurang permeabel terhadap Na+. Na+ dipompa ke luar. K+ dipompa ke dalam karena sifat membran akson yang permeabel terhadap K, maka K + dapat keluar lagi.

Jika terjadi rangsang kuat, permeabilitas membran akan berubah. Akibatnya polarisasi membran juga berubah. Polarisasi mengalami pembalikan pada lokasi tertentu yang disebut depolarisasi. Selanjutnya proses pembalikan polarisasi diulang hingga menyebabkan rantai reaksi. Dengan demikian, impuls berjalan sepanjang akson. Setelah impuls berlalu, membran neuron memulihkan keadaannya seperti semula. Selama masa pemulihan ini, impuls tidak bisa melewati neuron tersebut. Waktu ini disebut waktu refraktori.

Proses penghantaran impuls yang kedua adalah penghantaran impuls antarsel saraf.
penghantaran impuls antar sel saraf


Titik - titik (celah) pertemuan antara neuron satu dengan neuron lain disebut sinapsis. Akson pada setiap neuron berakhir membentuk tonjolan kecil yang disebut tombol sinapsis. Permukaan tombol sinapsis disebut membran pre-sinapsis. Membran pre-sinapsis berfungsi meneruskan rangsang.

Membran pre-sinapsis akson neuron satu akan bertemu dengan dendrit neuron yang lain. Permukaan dendrit neuron itu disebut membran post-sinapsis. Fungsi membran post-sinapsis sebagai penerima rangsang. Di antara kedua membran tersebut terdapat suatu celah yang disebut celah sinapsis.

Bila impuls telah berada di ujung akson, ujung akson akan mengeluarkan neuro hormon yang disebut juga neurotransmiter. Zat ini bersifat memacu dan menghantarkan impuls ke ujung dendrit neuron yang lain. Ada beberapa neurotransmiter yang dikenal yaitu asetilkolin, serotonin, dan dopamin. Keduanya merupakan neurotransmiter yang terdapat di seluruh sistem saraf.

Jika impuls tiba di tombol membran pre-sinapsis, akan terjadi peningkatan permeabilitas membran pre-sinapsis terhadap ion Ca2+. Akibatnya ion Ca2+ masuk dan gelembung sinapsis melebur dengan membran pre-sinapsis sambil melepaskan neurotransmiternya ke celah sinapsis. Neurotransmiter ini membawa impuls ke membran post-sinapsis. Setelah menyampaikan impuls, selanjutnya neurotransmiter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan oleh membran post-sinapsis, misalnya asetilkolinesterase. Jika neurotransmiternya dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat, kedua senyawa hasil hidrolisis ini akan disimpan di gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi. Simaklah penghantaran impuls antarsel saraf pada Perhatikan Gambar 9.6 !.

Apabila tubuh Anda mendapatkan rangsang dari luar, dengan melakukan 2 macam proses penghantaran tersebut, impuls akan melalui jalur perjalanan sebagai berikut untuk menanggapinya.

jalur perjalanan impuls