Jumat, 07 Desember 2012

Hormon Gas Etilen pada tumbuhan


ETILEN




  1. Pengertian
    Hormon adalah salah satu diantara banyak jenis sinyal kimiawi yang beredar pada semua organisme multiseluler yang dibentuk dalam sel-sel terspesialisasi, yang berkelana dalam cairan tubuh, dan mengkoordinasikan berbagai bagian organisme dengan cara berinteraksi dengan sel-sel target. Sedangkan etilen merupakan satu-satunya hormon tumbuhan berwujud gas, bertanggungjawab atas pematangan buah-buahan, penghambatan pertumbuhan, gugur daun, dan penuaan.
    Menurut Shirsat et al. 1999, etilen merupakan zat pengatur tumbuh yang dapat merangsang perkembangan tanaman. Tanaman yang diberi perlakuan etilen dapat mengalami gutasi, gumosis atau perlakuan lateks (Abeles, 1973). Agrios (2004) juga menyatakan bahwa etilen mampu merangsang pembentukan fitoaleksin dan sintesis atau aktivitas beberapa enzim yang berperan dalam meningkatkan pertahanan tanaman terhadap infeksi. Etilen juga merupakan senyawa volatil (mudah menguap) yang dibebaskan ketika terjadi proses pematangan. Etilen baru dapat menunjukan peranannya setelah terikat dengan bagian reseptor dari enzim.

     
  2. Sejarah Penemuan
    Seorang ahli fisiologi
    berkebangsaan Rusia, Dimitry N Neljubow (1876-1926), adalah orang pertama yang menyatakan bahwa etilen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan.
    Pada tahun 1901, ia mencirikan etilen didalam gas bercahaya dan menunjukan behwa etilen menyebabkan tiga respon pada kecambah kapri, yaitu terhambatnya pemanjangan batang, semakin menebalnya batang dan munculnya kebiasaan untuk tumbuh mendatar. Selanjutnya, perluasan helai daun terhambat serta pembukaan normal bengkokan epipotil terlambat.

     
  3. Struktur Kimia
    Struktur kimia etilen sangat sederhana yaitu terdiri dari 2 atom karbon (C) dan 4 atom hidrogen (H). Dengan rumus kimia C2H4.
    Etilen diformulasikan dengan senyawa-senyawa lain, membentuk formula misalnya etepon. Etepon adalah zat pengatur pertumbuhan tanaman yang bekerja secara sistemik. Etepon dapat terdekomposisi menjadi etilen, fosfat dan ion klorida saat dilarutkan dalam air pada pH diatas 4-5. Menurut Haryati (2003) pemberian Etepon dapat merangsang pembungaan tanaman nanas sehingga tanaman nanas dapat berbuah lebih cepat daripada tanaman yang tidak diberi Etepon. Selain itu, penggunaan 2,5% (Dey et al. 2004) atau 2,02 % Etepon (Nurkholis 2005) pada tanaman karet dapat meningkatkan hasil lateks. Sedangkan LET 200 (etilen dalam bentuk gas) dapat meningkatkan produksi karet kering sangat
    nyata (Junaidi et al. 2007).

 
  1. Organ atau Tempat Sintesis Hormon
    Hormon etilen berbeda dengan hormon tumbuhan lainnya kerena hormon etilen berwujud gas. Etilen berdifusi kedalam tumbuhan melalui ruangan udara di antara sel-sel. Etilen yang terlarut dapat masuk dari satu sel ke sel lain melalui simplas.


  1. Sintesis Etilen
    Produksi etilen oleh berbagai macam organisme sering mudah dilacak dengan kromatografi gas, sebab molekulnya dapat diserap dari jaringan dalam keadaan hampa udara dan juga karena kromatografi gas sangat peka. Hanya beberapa jenis bakteri yang dilaporkan menghasilkan etilen, dan belum diketehui adanya ganggang yang mensintesis etilen. Etilen biasanya berpengaruh kecil pada pertumbuhan organisme tersebut.
    Sesungguhnya, semua bagian dari semua tumbuhan berbiji menghasilkan etilen. Pada kecambah, apeks tajuk merupakan tapak produksi yang penting. Buku pada batang kecambah dikotil menghasilkan jauh lebih banyak etilen dari pada ruasnya, dengan perbandingan bobot jaringan yang sama.

 
  1. Fungsi Hormon
    Di dalam proses fisiologis, etilen mempunyai peranan penting. Wereing dan Philips (1970) telah mengelompokan pengaruh etilen dalam fisiologi tanaman sebagai berikut :
  • mendukung respirasi climacteric dan pematangan buah
  • mendukung epinasti
  • menghambat perpanjangan batang (elengation growth) dan akar pada beberapa spesies tanaman walaupun etilen ini dapat menstimulasi perpanjangan batang, coleoptyle dan mesocotyle pada tanaman tertentu, misalnya Colletriche dan padi.
  • Menstimulasi perkecambahan
  • Menstimulasi pertumbuhan secara isodiametrical lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan secara longitudinal
  • Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar
  • Mendukung terjadinya abscission pada daun
  • Mendukung proses pembungaan pada nanas
  • Mendukung adanya flower fading dalam persarian anggrek
  • Menghambat transportasi auksin secara basipetal dan lateral

 
  1. Hubungan dengan Hormon lain
    Auksin dosis tinggi atau konsentrasi auksin yang tinggi merangsang atau menyebabkan terbentuknya etilen. Tetapi kehadiran etilen menyebabkan rendahnya konsentrasi auksin di dalam jaringan. Kelebihan etilen juga dapat menghalangi pertumbuhan, menyebabkan gugur daun atau membunuh tanaman.
Hubungannya dengan konsentrasi auksin, hormon tumbuh ini menentukan pembentukan protein yang diperlukan dalam aktifitas pertumbuhan, sedangkan rendahnya konsentrasi auksin, akan mendukung protein yang akan mengkatalisasi sintesis etilen dan prekursor.
dari http://mitrapustaka.blogspot.com/2010/07/etilen.html(tanggal akses 8desember 2012)