Asam absisat
Asam
absisat
|
|
Asam
[S-(Z,E)]-5-(1-Hidroksi-2,6,6
-trimetil-4-okso-2-sikloheksen-1-il)-3-metil-2,4-pentanadienoat[1]
|
|
Identifikasi
|
|
Singkatan
|
ABA
|
[21293-29-8]
|
|
O=C1\C=C(/[C@](O)(\C=C\C(=C/C(=O)O)C)C(C)(C)C1)C
|
|
1/C15H20O4/c1-10(7-13(17)18)5-6-15(19)11(2)8-12(16)9-14(15,3)4/h5-8,19H,9H2,1-4H3,(H,17,18)/b6-5+,10-7-/t15-/m1/s1
|
|
Sifat
|
|
C15H20O4
|
|
120 °C (menyublim)
|
|
sangat larut dalam aseton, EtOH
dan CHCl3
|
|
Kecuali
dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa) |
Asam absisat
adalah molekul
seskuiterpenoid
(memiliki 15 atom
karbon)
yang merupakan salah satu hormon tumbuhan. Selain dihasilkan secara alami
oleh oleh tumbuhan, hormon ini juga dihasilkan oleh alga hijau
dan cendawan.
Hormon ini ditemukan pada tahun 1963 oleh Frederick Addicott.
Addicott berhasil mengisolasi senyawa abscisin I dan II dari tumbuhan kapas. Senyawa abscisin II
kelak disebut dengan asam absisat, disingkat ABA. Pada saat yang bersamaan, dua
kelompok peneliti lain yang masing-masing dipimpin oleh Philip Wareing dan Van Steveninck juga
melakukan penelitian terhadap hormon tersebut.
Fungsi Pada tanaman kapas yang tahan kadar garam tinggi ditemukan adanya
peningkatan konsentrasi ABA pada bagian akar, daun, dan xilem.
Asam absisat
berperan penting pemulaian (inisiasi) dormansi
biji. Dalam keadaan dorman atau
"istirahat", tidak terjadi pertumbuhan dan aktivitas fisiologis
berhenti sementara. Proses dormansi biji ini penting untuk menjaga agar biji
tidak berkecambah sebelum waktu yang tidak dikehendaki. Hal ini terutama sangat
dibutuhkan pada tumbuhan tahunan dan tumbuhan dwimusim yang
bijinya memerlukan cadangan makanan di musim dingin
ataupun musim panas
panjang.
Tumbuhan
menghasilkan ABA untuk maturasi biji dan menjaga
biji agar berkecambah di musim yang diinginkan.
ABA juga sangat
penting untuk menghadapi kondisi cekaman lingkungan, seperti kekeringan.
Hormon ini merangsang penutupan stomata pada epidermis
daun dengan menurunkan tekanan
osmotik dalam sel dan menyebabkan turgor sel.
Akibatnya, kehilangan cairan tanaman yang disebabkan oleh transpirasi
melalui stomata dapat dicegah. ABA juga mencegah kehilangan air dari tubuh
tumbuhan dengan membentuk lapisan epikutikula atau lapisan lilin. Selain itu,
ABA juga dapat menstimulasi pengambilan air melalui akar. Selain untuk
menghadapi kekeringan, ABA juga berfungsi dalam menghadapi lingkungan dengan
suhu rendah dan kadar garam atau salinitas
yang tinggi. Peningkatan konsentrasi ABA pada daun dapat diinduksi oleh
konsentrasi garam yang tinggi pada akar.. Dalam menghadapi musim dingin, ABA
akan menghentikan pertumbuhan primer dan sekunder Hormon yang dihasilkan pada tunas terminal ini akan
memperlambat pertumbuhan dan memicu perkembangan primordia daun menjadi
sisik yang berfungsi melindungi tunas dorman selama musim dingin..
ABA juga akan menghambat pembelahan sel kambium
pembuluh.
Biosintesis
Biosintesis ABA
dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan karotenoid,
suatu pigmen yang dihasilkan
oleh kloroplas.
Ada dua jalur metabolisme yang dapat ditempuh untuk
menghasilkan ABA, yaitu jalur asam mevalonat (MVA) dan
jalur metileritritol fosfat
(MEP). Secara tidak langsung, ABA dihasilkan dari oksidasi
senyawa violaxanthonin menjadi xanthonin yang akan
dikonversi menjadi ABA. Sedangkan pada beberapa jenis cendawan patogenik, ABA
dihasilkan secara langsung dari molekul isoprenoid C15,
yaitu farnesil difosfat.
Transportasi
dalam tubuh tumbuhan
Pengangkutan
hormon ABA dapat terjadi baik di xilem maupun floem dan arah pergerakannya bisa naik atau turun.
Transportasi ABA dari floem
menuju ke daun dapat dirangsang oleh salinitas
(kegaraman tinggi). Pada tumbuhan tertentu, terdapat perbedaan transportasi ABA
dalam siklus hidupnya. Daun muda memerlukan ABA dari xilem dan floem, sedangkan
daun dewasa merupakan sumber dari ABA dan dapat ditranspor ke luar daun
Hubungan Hormon Asam Absisat dengan
Hormon Giberelin
Telah diketahui bahwa fungsi dari
asam absisat ini adalah sebagai inhibitor atau faktor pertumbuhan pada
pertumbuahan tumbuhan dan memicu dormansi biji sedangkan fungsi dari giberelin
adalah menghentikan proses dormansi pada biji. Hal ini jelas berlawanan jauh.
Namun terjadi sebuah hubungan yang saling membantu pada fungsi tiap hormon ini.
Pada saat kondisi lingkungan tidak menguntungkan untuk terjadinya
perkecambahan, asam absisat berperan besar dalam memicu penutupan stomata
sehingga perkecambahan di istirahatkan. Setelah lingkungan mulai memungkinkan
untuk perkecambahan, giberelin mengambil peran untuk menghentikan tugas asam
absisat dan mulai melakukan tugasnya seperti memicu pertumbuhan bunga dan juga
akar.